RajaBackLink.com

4 Kalimat Pantang Diucapkan Orang Tua Kalau Mau Anak Sukses

4 Kalimat Pantang Diucapkan Orang Tua Kalau Mau Anak Sukses

DINASTINEWS.COM || Setiap orang tua harus menjadi contoh bagi anak-anaknya. Kendati demikian, sering kali orang tua melakukan kesalahan kepada anak seperti mengucapkan kalimat yang sebenarnya tidak boleh dikatakan.
Para orang tua perlu menyadari bagaimana penggunaan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi dengan anak. Sebab hal ini dapat memainkan peran besar dalam membentuk anak di masa depan


Dengan memahami pentingnya kalimat-kalimat yang tidak seharusnya diucapkan orang tua, maka akan terbentuk pula lingkungan yang positif untuk mendukung kecerdasan anak dalam pelajaran dan emosionalnya.

Berikut adalah kalimat yang tidak boleh diucapkan orang tua menurut penelitian dari penulis Margot Machol Bisnow.

1. “Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat.”
Banyak orang tua melarang anaknya melakukan kegiatan yang mereka sukai agar si kecil terus belajar. Padahal, menurut Bisnow, orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya sendiri.

Orang tua harus memahami bahwa aktivitas bermain juga punya manfaat untuk perkembangan si kecil. Bermain membantu anak belajar bersosialisasi dan membuat aturan dan kesepakatan. Dengan begitu, anak memiliki kesempatan untuk belajar hingga mampu membuat keputusan.

2. “Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus.”
Memberi uang saat anak mendapat nilai bagus, atau merampungkan tugas sekolah lainnya, ternyata tidak dianjurkan untuk dilakukan. Saat orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak akan layu sebelum bisa berkembang.

Nilai dan prestasi di sekolah memang penting, tapi jangan lupa kalau orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lain dalam kehidupan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.

3. “Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah.”
John Arrow, pemilik Mutual Mobile, sebuah perusahaan teknologi terkemuka, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, dia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah, yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.

Kepala sekolahnya pun menjadi sangat marah, dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka. Tetapi orang tua John tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya.

“Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya,” kata John.

4. “Ayah/ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau.”
Dampak negatif memanjakan anak bersumber dari kebiasaan orangtua yang memberikan semua keinginan anak. Kebiasaan ini secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.

Anak yang terbiasa dimanja dengan uang akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan juga mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Pada akhirnya, mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional, dan mengalami kesulitan mengatasi masalah ketika mereka dewasa.

Semua orang tua harus menekankan pentingnya tanggung jawab sejak usia dini. Mereka ingin anak-anak bertanggung jawab, menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahan dan lebih percaya diri seiring bertambahnya usia.

Yang terpenting adalah memberikan pengertian kepada anak mengenai kegunaan dari uang saku dan berikan fasilitas bagi anak untuk menabung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *