DINASTI NEWS|Tanjungpinang Dugaan penggunaan handphone secara bebas oleh narapidana di Lapas Kelas IIA Tanjungpinang kini berubah menjadi pertanyaan serius publik: mengapa Kalapas memilih bungkam? Setelah KPLP, Tama, melempar bola ke Kalapas, hingga kini sang Kepala Lapas belum memberikan pernyataan resmi. Sel 24 Juni 2025.
Diamnya pimpinan tertinggi di Lapas ini dinilai sebagai bentuk pembiaran sekaligus indikasi lemahnya pengawasan. “Jika Kalapas tak segera merespons, ini bisa ditafsirkan sebagai restu diam-diam terhadap praktik ilegal di dalam lapas,” kata Ketua Forum Pemuda Antikorupsi Kepri, M. Fahrur.
Dugaan semakin menguat setelah muncul informasi bahwa praktik penggunaan HP oleh napi bukan hanya untuk komunikasi biasa, tapi diduga digunakan untuk mengatur transaksi gelap, pemerasan, bahkan perjudian online dari dalam penjara.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Kalapas Kelas IIA Tanjungpinang belum juga memberikan klarifikasi. Sikap tertutup ini bertolak belakang dengan semangat reformasi birokrasi yang selalu digembar-gemborkan Kemenkumham.
Kondisi ini memicu desakan agar Inspektorat Jenderal Kemenkumham RI segera melakukan investigasi menyeluruh, bukan hanya sebatas laporan formal dari lapas, tapi turun langsung dengan tim independen, termasuk audit mendadak terhadap HP, CCTV, hingga aliran uang di lingkungan lapas.
Jika tak ada tindakan tegas, kepercayaan publik terhadap institusi pemasyarakatan akan tergerus habis.
Dinasti News akan terus mengawal dan membuka tabir ini satu per satu.
Katanya forum pemuda antikorupsi,bahas korupsi di lingkungan pemerintah kota tanjung pinang lah,apakah selama ini sudah transparan atau belum,ataukah kalian sudah disiram sama pemerintah untuk bungkam padahal korupsi nyata di depan mata