DNews|Batam Situasi darurat terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Kota Batam. Puluhan truk pengangkut sampah tampak mengular panjang di sepanjang jalan menuju lokasi pembuangan, menunggu berjam-jam untuk giliran bongkar muatan. Kondisi ini menjadi bukti nyata macetnya sistem pengelolaan sampah di kota industri tersebut. Minggu, 26 Oktober 2025.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean truk mencapai ratusan meter. Para sopir mengeluhkan keterlambatan akibat keterbatasan alat berat dan area pembuangan yang semakin sesak.
“Kami bisa nunggu sampai tiga jam lebih. Kadang alat berat rusak, kadang petugas bilang sudah penuh. Sementara sampah di kota terus datang,” keluh salah satu sopir truk pengangkut sampah yang terlihat lelah di lokasi.
Tak hanya sopir, warga di sekitar kawasan juga mulai resah. Bau menyengat dan tumpukan sampah yang menggunung membuat udara tercemar.
“Kalau anginnya ke arah rumah, baunya luar biasa. Kami cuma bisa tutup hidung,” ujar seorang warga Punggur.
Sejumlah pemerhati lingkungan menilai kondisi ini sudah mengarah pada krisis pengelolaan sampah. Minimnya perawatan alat, sistem pembuangan yang tidak efisien, dan lambannya respons pemerintah menjadi kombinasi yang berbahaya.
Sampai berita ini diturunkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam belum memberikan keterangan resmi mengenai langkah penanganan darurat di TPA Punggur.
Masalah ini mencerminkan ketidaksiapan Batam menghadapi lonjakan volume sampah seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang pesat.
Tanpa langkah tegas dan cepat, Batam berpotensi menghadapi “darurat sampah” yang bisa melumpuhkan kenyamanan dan kesehatan warganya.












