DNews|Bandar Lampung, 5 Maret 2025 – Lapas Kelas I Rajabasa kembali diterpa badai skandal. Sebuah video yang beredar luas memperlihatkan narapidana diduga sedang mengonsumsi sabu-sabu di dalam kamar hunian. Rekaman ini memicu kegaduhan publik dan menguatkan dugaan bahwa jeruji besi di Rajabasa bukan lagi penghalang bagi bisnis gelap, melainkan justru menjadi markas yang nyaman. Senin, 29 September 2025.
Lebih dari Sekadar Narkoba
Video terbaru itu menyingkap borok lama: peredaran narkoba dan praktik kriminal di balik jeruji Rajabasa berlangsung berulang-ulang. Selain sabu-sabu, dugaan penipuan dengan memanfaatkan akses telepon genggam juga mencuat. Para napi disebut leluasa menipu korban di luar lapas dengan modus mengaku sebagai pejabat atau aparat. Fakta bahwa alat komunikasi bisa dengan mudah masuk, memperkuat dugaan adanya pembiaran, bahkan keterlibatan oknum petugas.
Rekam Jejak Hitam Lapas Rajabasa
Kasus narkoba di Rajabasa bukan peristiwa tunggal. Berikut catatan kronologisnya:
Desember 2012 – BNN membongkar jaringan peredaran sabu yang dikendalikan dari dalam lapas.
2015 – Oknum sipir disebut terlibat dalam meloloskan narkoba masuk.
2017 – Polisi menemukan paket sabu dan alat komunikasi saat penggerebekan blok napi.
2019 – Ditemukan narkoba dalam jumlah signifikan, isu “bisnis kotor” makin menguat.
2021 – Video napi pesta narkoba beredar, menegaskan lemahnya pengawasan.
2023 – Dugaan penipuan via telepon mencuat, napi dengan bebas menipu korban di luar.
Maret 2025 – Video terbaru memperlihatkan napi mengonsumsi sabu di kamar hunian, memicu desakan pembersihan total.
Sorotan Publik
Kasus demi kasus membuat kepercayaan publik terhadap Lapas Rajabasa nyaris hilang. Janji pembenahan dari tahun ke tahun tak pernah terbukti, sementara jaringan narkoba justru terlihat semakin mengakar.
“Kalau sistemnya tetap seperti ini, Lapas Rajabasa hanya akan jadi hotel bintang lima bagi bandar narkoba,” tegas seorang aktivis antinarkoba di Lampung.
Menunggu Tindakan Tegas
Hingga berita ini diturunkan, pihak Lapas Rajabasa maupun Kanwil Kemenkumham Lampung belum memberikan keterangan resmi. Publik kini menanti: apakah Kemenkumham benar-benar berani membongkar jaringan kotor di balik jeruji, atau kasus ini akan kembali terkubur seperti skandal-skandal sebelumnya.
Bersambung….














