Dinastinews.Com || Kabupaten Cirebon – Tingginya kebutuhan masyarakat akan ketersediaan jasa layanan internet akhir – akhir ini menarik perhatian investor baik dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia dalam menjalankan bisnis jasa tersebut, salah satunya adalah Myrepublik group yang bergerak dalam menyediakan jasa internet melalui fiber optik di Indonesia.
Namun hal tersebut banyak di manfaatkan oleh beberapa oknum pejabat baik di daerah maupun pusat di Indonesia yang mencari keuntungan pribadi, contoh halnya di tingkat paling bawah yaitu di tingkat desa, seperti contohnya di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Hal tersebut di ungkapkan oleh salah seorang perwakilan karyawan Myrepublik di Cirebon bernama Bagus bertempat di Kantor Perwakilan Cabang Cirebon yang bertempat di Jl. Tentara Pelajar No. 37 B-C, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45131 dirinya mengungkapkan hal tersebut pada hari ini Selasa (11/04/2025).
Bagus menerangkan bahwa dirinya mewakili pihak perusahaan mendatangi Kantor Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon untuk meminta ijin lingkungan kepada pihak Pemdes setempat terkait rencana pemasangan instalasi jaringan kabel Internet optik beserta tiangnya yang akan melintas di lingkungan warga setempat.
Pertemuan sendiri menurut Bagus terjadi di pertengahan bulan lalu dan sudah ada pertemuan dengan perwakilan warga dan lembaga desa, dan muncul sejumlah nominal Rp.15.000.000,00 sesuai kesepakatan bersama pada saat itu untuk di kedua wilayah RW yang ada di Desa Kedungdawa dan uang tersebut langsung di berikan melalui Sekretaris Desa Kedungdawa Sugih dan ada tanda terima bermaterai di sertakan dokumentasi foto penyerahan uang tersebut.
Namun di pertengahan jalan proyek tersebut di hentikan oleh warga dengan alasan bahwa belum ada kesepakatan prihal kompensasi kepada warga sekitar di Kedua RW antara RW.01 dan RW. 02 . tersebut.
Bagus mempertanyakan prihal uang tersebut dan menduga uang tersebut tidak sampai pada masyarakat di kedua RW tersebut, dirinya belum menentukan sikap untuk langkah selanjutnya terkait permasalahan tersebut menunggu keputusan dari pihak perusahaan dirinya bernaung, uang tersebut menurutnya berasal dari dana CSR Myrepublik untuk masyarakat yang terdampak.Tutup Bagus.
Sementara itu di lain tempat Kepala Desa Kedungdawa H.Sanita Wijaya membantah tuduhan tersebut, dirinya mengatakan bahwa justru pihak Myrepubliklah yang tidak sesuai komitmen dan sudah dua kali menghindari pertemuan dengan Warga di Kedua RW tersebut terkait kompensasi kepada warga seperti apa kelanjutannya.
Dan terkait uang dengan nominal Rp.15.000,000, H. Sanita mengatakan bahwa uang tersebut telah di bagikan kepada BPD, Lembaga Desa, Serta RT dan RW, dengan rincian sebagai berikut :
RT di kedua RW berjumlah total 16 jika di gabungkan dan masing-masing RT mendapatkan uang dengan nominal kisaran Rp. 250.000,. Sehingga berjumlah total Rp.3.500.000.000,.
RW Sendiri masing-masing mendapatkan sejumlah uang dengan nominal Rp.500.000,. di kali dua Sehingga berjumlah Rp.1.000.000,.
BPD sendiri mendapatkan sejumlah uang dengan nominal Rp.2.500.000,.
Sedangkan LPMD dan karang taruna mendapatkan masing-masing kurang lebih Rp.1.500.000,. jadi total Rp.3.000.000.,
Jika di total Rp.10.000.000., secara keseluruhan dan untuk sisa uang yang Rp.5.000.000., H. Sanita tidak menjawab kemana uang tersebut berada dan enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
H. Sanita selaku Kepala Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon menegaskan bahwa semua uang yang di maksud sudah benar – benar di distribusikan sesuai pos – pos nya seperti yang di maksud barusan dan tidak ada penyelewengan.
H. Sanita juga memberikan ultimatum bahwa jika tidak ada penyelesaian di bawah maka proyek tersebut harus di hentikan, namun jika pihak Myrepublik ingin menyelesaikan permasalahan ini dengan cara bermusyawarah kembali dengan warga Pemerintah Desa siap memfasilitasinya . Tutup H. Sanita.
(Sendi)