RajaBackLink.com

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI’UN ” Keluarga Besar AWNI DPD Propinsi Aceh dan SWI Aceh Timur turut Berduka Cita, Atas Berpulangnya Ulama Kharismatik Aceh, Abu Lueng Angen (Abu Lhok Nibong) Berpulang ke Rahmatullah

INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI’UN ” Keluarga Besar AWNI DPD Propinsi Aceh dan SWI Aceh Timur turut Berduka Cita, Atas Berpulangnya Ulama Kharismatik Aceh, Abu Lueng Angen (Abu Lhok Nibong) Berpulang ke Rahmatullah

Dinastinews.com AcehBanda Aceh — INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI’UN. Salah Satu Ulama Kharismatik Aceh, yang disapa Abu Lueng Angen (Abu Lhok Nibong) telah berpulang ke Rahmatullah pada pagi Minggu 18 Juni 2022. Saat meninggal Abu Lueng Angen yang memiliki nama asli Tgk H M Daud bin Ahmad dalam perawatan intensif diruang ICU Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh.

Kabar meninggalnya Abu Lueng Angen ini disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali. “إنا لله وإنا إلیه راجعون

Telah bepulang kerahmatullah Abu Lhok Nibong/Abu lueng Angen (H.M.DAUD BIN AHMAD) pukul 07.30 hari Minggu 19/6/2022. di RSUZA” demikian tulis Tgk H Faisal Ali digroup Tastafi.

Sebelumnya, pagi Minggu Ayah Cot Trueng juga mengirim pesan memohon Do’a demi kesembuhan Abu Lueng Angen. Begini rasanya saat wafatnya ulama besar di Aceh sejak mulai magrib hujan lebat hingga hari ini tiada henti-hentinya, jangankan ummat manusia langitpun menagis atas hilangnya satu tiang Agama yang besar.

Abu direncanakan dishalatkan di Alu Angen, dan sejumlah mobil dari Banda Aceh langsung menuju kedayah (Pondok Psantren) barang siapa yang mau Shalat Jenazah Abu yg dari jauh masih sempat Insyaallah masih ada waktu.

Tgk. H. Muhammad Daud Ahmad atau yang kerap disapa dengan panggilan Abu Daud Lueng Angen Lahir pada bulan Maret 1941 di Desa Meunasah Leubok, Lhok Nibong, Aceh Timur. Beliau merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara dari Tgk. Ahmad bin Abdul Latif dan Dhien.

PENDIDIKAN: Pada tahun 1956, Abu Daud Lueng Angen memulai pendidikannya dengan belajar di Dayah Bustanul Huda di Panteue Breueh, Aceh Utara. Saat itu, Dayah tersebut dipimpin oleh Teungku Abdul Ghani yang dikenal dengan Teungku di Aceh.

Ternyata apa yang Abu impikan ada didayah ini. Beliau menemukan kajian ilmu yang sudah lama dicita-citakan ditambah lagi dengan suasana yang cukup kondusif jauh dari suara bising letusan senjata karena sedang terjadi genjatan senjata antara pihak DI/TII dengan Pemerintah RI.

Namun sayang suasana yang tenang tersebut hanya bisa dinikmati selama dua tahun karena pemberontakan DI/TII kembali meletus sehingga beliau berserta para santri-santri laninnya didayah tersebut harus mengungsi ke Gampong Tanjong Ara, Paya Naden, Aceh Timur. Beliau dan santri lainnya mengikuti ajakan guru beliau Teungku Abdul Ghani Tanjung Ara ke Gampong Tanjong Ara agar kegiatan belajar mengajar tidak terputus.

Selama masa pengungsian beliau mulai memikirkan untuk melanjutkan pembelajaran ketingkat yang lebih tinggi. Maka Pada bulan Desember 1960, Teungku Muhammad Daud, berbulat tekad menuju Samalanga sebagai alternatif tempat belajar yang lebih menjanjikan.

Pengembaraan Musafir ilmu terus berlanjut hingga sampai yang Abu inginkan yakni belajar pada Dayah saat itu sudah terkenal. Tempat itu tidak lain adalah Dayah Ma’hadal ‘Ulum Diniyyah Islamiyyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga yang beliau pilih kala itu dipimpin oleh Teungku H. Abdul Aziz Shaleh (dikenal sebagai Abon Samalanga).

Abu dengan berbekal ilmu yang didapatkan di Dayah Bustanul Huda di Panteue Breueh maka dapat langsung duduk dikelas empat. Dalam sejarah perjalanan Musafir Ilmu Abu diantara guru beliau di MUDI adalah Tu Din (Teungku Zainal Abidin Syihabuddin), Teungku M. Kasem TB (Alm. adalah pimpinan Dayah Darul Istiqamah, Bireuen), Teungku Usman Kuta Krueng (sekarang pimpinan Dayah Darul Mun Munawwarah, Pidie), dan tentunya Abon Samalanga sendiri. Tercatat dalam tinta sejarah bahwa lamanya Abu belajar selama di Dayah MUDI boleh dikatakan hanya sepuluh tahun.

Tentu saja lamanya tersebut terasa sangat singkat walaupun beliau cukup betah mengaji dan semangat serta ketekunan dengan himmah yang sungguh-sunghuh.

Keluarga Besar Aliansi Wartawan Nasional Indonesia Hendrika Saputra (Ketua DPD AWNI) mengucapkan berlangsung kawa dan berduka cita atas meninggalnya Ulama Kharismatik Aceh Tgk. H. Muhammad Daud Ahmad atau yang kerap disapa dengan panggilan Abu Daud Lueng Angen.

Maulidin S.H Ketua SWI Aceh Timur juga menyampaikan turut berduka cita dan berlangsung kawa atas telah berpulang ke Rahmatullah salah satu Ulama Kharismatik Aceh Abu Lhok Nibong/ Abu Lueng Angen (H.M.DAUD BIN AHMAD) pukul 07.30 hari minggu 19/6/2022 di RSUZA” ujar Maulidin kemedia Dinastinews.Com Aceh.

 

Korwil Aceh | Razali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *