Dinastinews.com || Kabupaten Cirebon – Warga Perumahan Trusmiland Klayan tahap 5 berencana akan melakukan demo untuk menuntut hak beberapa fasilitas yang belum juga terealisasi dari pihak pengembang perumahan Trusmiland Klayan hingga sekarang.
Hal itu dilakukan karena beberapa fasilitas umum diantaranya, kualitas air tanah yang buruk di wilayah tersebut. Selama ini warga selalu membeli air untuk kebutuhan hidup setiap harinya.
W (44), warga yang sudah tinggal 1 tahun lebih menghuni rumah miliknya di perumahan Trusmiland mengatakan jika dirinya dan warga lain merasa dirugikan oleh pengembang.
Pasalnya, apa yang disampaikan oleh pihak pengembang melalui brosurnya tidak sesuai dengan fakta yang dirinya dapatkan. Yang seharusnya didalam brosur tertulis jika sumber air didapat dari PDAM. Namun faktanya warga hanya diberi mesin pompa air dengan sumber dari air tanah yang dasarnya adalah tanah sawah.
Sampel air tanah perumahan Trusmiland Klayan
“Dalam brosur dituliskan fasilitas rumah untuk air menggunakan air dari PDAM. Faktanya menggunakan air tanah yang samasekali tidak bisa kita konsumsi,” ujar W kepada awak media, Rabu (13/12/2023).
Menurutnya, jika air tanahnya bagus dirinya dan warga lain tidak mempermasalahkan itu. Sedangkan air tanah di wilayah ini kualitasnya sangat buruk.
“Untuk mandi saja gak bisa, apalagi untuk minum. Air tanahnya itu Asin, berwarna kuning seperti karat dan keruh sekali, mirip air sawah yang berlumpur,” katanya.
Selama setahun masih kata W, semua warga perumahan tahap 5 selalu beli air untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam setiap harinya. Bahkan dirinya pernah membawa air dari rumah keluarganya yang dipesisir untuk kebutuhan air minum di rumahnya.
“Bayangin saja pak, setiap hari kita butuh air sekitar 7-10 jerigen. Untuk 1 jerigen air dibeli dengan harga Rp. 4.000.- dikali 10 Jerigen sudah berapa 40rb pak. Jika sebulan sudah sekitar 1.2jt, itupun pemakaian minimal asal untuk mandi dan ada air dapur dan minum. Jika setahun sudah terhitung berapa rupiah coba bayangkan?,” jelasnya.
Karena hal tersebut, dirinya dan warga lain telah berembuk dan sepakat untuk menuntut Developer Perumahan Trusmiland yang sudah jelas melakukan Wanprestasi atau pengingkaran.
“Seharusnya, jika sesuai brosur tinggal alirkan saja fasilitas air PDAM tersebut ke perumahan kami. Tetapi, mengapa hal itu tidak kunjung dilakukan oleh pihak manajemen Trusmiland. Kami sudah setahun susah gunakan air dan harus beli,” tuntutnya.
Sekali waktu pernah dilakukan mediasi antara warga dan pengembang. Kemudian ditawarkan akan dialirkan air dari PDAM namun pemasangan instalasi awalnya harus bayar sebesar 1.5jt.
“Jelas kami warga sebagai konsumen Trusmiland keberatan. Seharusnya kami mendapatkan fasilitas gratis pemasangan sesuai dengan akad awal. Kenapa kami harus dibebankan untuk bayar pemasanganlagi. Ada apa ini, ko Developer terkesan “Amatiran”,” cetusnya.
Banyak hal sebenarnya yang ingin kami keluhkan selain masalah air. Diantaranya fasilitas umum seperti selokan atau drainase yang buruk, taman bermain anak-anak, taman terbuka hijau untuk penyerapan air cegah banjir, tempat pembuangan sampah, tempat pemakaman Umum (TPU), fasilitas penerangan ditempat umum dan tempat ibadah sebagai fasilitas sosial.
“Saya berharap, pihak Developer Perumahan Trusmiland Klayan segera merealisasikan apa yang menjadi hak kami sebagai konsumen sebelum masalah melebar. Kami sebagai konsumen merasa dirugikan Karena itu akan kami perjuangkan demi keadilan apapun konsekuensinya,” tandasnya.
Hingga berita ini naik, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Developer Perumahan Trusmiland Klayan.
( Sendi )