Dinastinews.com Aceh | Aceh Utara – Penjabat Bupati Aceh Utara Dr.Drs.Mahyuzar.MSI menekankan pentingnya memiliki data yang akurat terkait dengan program penurunan angka stunting didaerah ini. Akurasi data menjadi tolok ukur penting – sehingga dapat menjadi acuan dasar untuk pengambilan keputusan dan kebijakan oleh para pihak.
Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan pada rapat koordinasi dan evaluasi percepatan penurunan stunting Kabupaten Aceh Utara, berlangsung diaula Kantor Bupati di Landing Kecamatan Lhoksukon. Kamis 3 Agustus 2023. “Data harus up date – sehingga dapat menjadi satu data Aceh Utara” tegasnya.
Untuk itu, Mahyuzar mengajak semua stake holder untuk menyamakan persepsi tentang indikator² stunting. Terutama bagi para petugas yang melakukan pendataan dilapangan, yang setiap saat melakukan monitoring dan pemantauan.
“Misalkan tentang data kemiskinan, ada keluarga yang punya sapi sampai 15 ekor – Juga punya kebun sawit belasan hektar – Punya sepeda motor – rumahnya pasang parabola – tapi kondisi rumahnya masih berlantai tanah – Atap rumbia – Dinding tepas bambu yang sudah bolong². Ini masuk katagori mana, apakah tergolong miskin atau bagaimana. Kita khawatir kondisi rumah yang seperti itu kadang memang disengaja, supaya bisa terus dapat bantuan, baik bantuan pangan maupun bantuan bentuk lainnya.”
Lebih jauh Mahyuzar, menegaskan bahwa data yang dimiliki oleh BPS (Badan Pusat Statistik) haruslah sama dengan data yang dipegang oleh Pemda. Sebab data yang dipakai oleh Pemerintah Pusat itu adalah data yang ada di BPS.
Kata Mahyuzar, dalam program penurunan stunting ini, yang penting diperhatikan adalah agar semua kita bekerja sesuai fungsi masing². “Kita bertugas dimana, sebagai apa, maka kerjakan tugas dan tegakkan fungsi kita masing² semaksimal mungkin. Itu saja yang perlu kita perkuat, kita perbuat dan terus lakukan dengan maksimal.”
Ada dua katagori stunting, lanjutnya, yaitu anak yag sudah mengalami stunting dan anak yang berisiko mengalami stunting. Yang berisiko akan mengalami stunting itu harus ada intervensi khusus dari para pihak, misalnya yang cukup penting adalah untuk mengubah mindset dalam keluarga tersebut. Mereka harus diberikan sosialisasi tentang kebiasaan-kebisaan hidup yang baik untuk menjaga kesehatan atau prilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS).
Sebelumnya, Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Utara M.Nasir.SSos.MSi memaparkan tentang evaluasi capaian percepatan penurunan stunting didaerah ini. Bahwa capaian prevalensi stunting di Aceh Utara tahun 2021 mencapai 38,8 persen, turun sedikit pada 2022 yakni menjadi 38,3 persen. Sedangkan target BKKBN dalam tahun 2023 ini dapat turun menjadi 29,19 persen, dan pada 2024 menjadi 22,61 persen. Sementara target dalam RPD tahun 2023 dapat turun keangka 32 persen, dan pada 2024 menjadi 28 persen.
Dikatakan, angka prevalensi stunting di Aceh Utara masih tercatat tinggi, masih diatas rata² Nasional dan Provinsi Aceh. Pada tahun 2022 angka stunting nasional tercatat 21,6 persen, dan ditargetkan akan turun menjadi 17,8 persen pada 2023, terus turun menjadi 14 persen pada 2024. Demikian juga ditingkat Provinsi Aceh, angka stunting pada 2022 tercatat 31,2 persen, ditargetkan turun menjadi 23,69 persen pada 2023 dan kembali turun menjadi 19 persen pada 2024.
Nasir mengatakan terdapat tujuh permasalahan yang dicatat pihaknya dalam pelaksanaan percepatan penurunan angka stunting. Yakni belum optimalnya peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten dan gampong, khususnya dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, ketersediaan data yang belum berkualitas, capaian beberapa indikator masih rendah, bahkan ada yang belum di-input kedalam web monitoring aksi Banda Kemendagri, laporan TPPS Kabupaten belum tepat waktu.
Selanjutnya, juga ditemukan permasalahan dimana intervensi didesa Lokus masih belum optimal, juga tentang Perbup Aceh Utara Nomor 41 tahun 2020 tentang percepatan penurunan stunting belum direvisi sesuai dengan Perpres Nomor 72 tahun 2021. Selain itu, kunjungan Balita ke Posyandu belum maksimal, rata² jumlah Balita yang hadir ke Posyandu sekitar 75 persen.
Rakor dan evaluasi percepatan penurunan stunting tersebut turut dihadiri oleh Plh Sekdakab Aceh Utara Drs.Adamy.MPd – Asisten I Dayan Albar. SSos.MAP – Asisten II Ir.Risawan Bentara.MT – Ketua TP-PKK Aceh Utara Ny Awirdalina Mahyuzar – Kepala Dinas PMPPKB Fakhruradhi.SH.MH – Kepala Dinas Kesehatan Amir Syarifuddin.MKes – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Syarifuddin, ST, Kadis Sosial PPPA Fuad Mukhtar, SSos, Kepala Kantor Kemenag Aceh Utara Drs H Maiyusri.MAg – Para Camat – Para Kepala Puskesmas – Para Koordinator Penyuluh KB Kecamatan – Serta sejumlah pejabat terkait lainnya [](Winda/Satria/Jafar/Edi/Nasir/Indra/Jimbrown) Bungnazarganesha