RajaBackLink.com

MENGUNGKAP TIRAI MITOS : DIBALIK TERJUNGKALNYA CRANE DIJEMBATAN KILOMETER 5 LIMA KUALA LANGSA

MENGUNGKAP TIRAI MITOS : DIBALIK TERJUNGKALNYA CRANE DIJEMBATAN KILOMETER 5 LIMA KUALA LANGSA

 

 

 

Dinastinews.com Aceh | Aceh Langsa : Seram … Boleh percaya boleh tidak – dibalik peristiwa terjungkalnya alat berat (Crane) dijembatan Kilometer Lima Gampong Sungai Pauh Pusaka – Kecamatan Langsa Barat – Pemko Langsa beberapa hari lalu.

Menurut Mitos yang berkembang di-tengah² kalangan masyarakat lokal setempat bahwa lokasi Jembatan Km 5 (Lima) memang dikenal bernuansa angker dan ada mistisnya.

Sebelumnya pada kisaran tahun 1977 sewaktu jembatan lama yang ada saat ini akan dibangun, yang dilakukan serentak dengan pembangunan jalan serta juga jembatan yang ada di Km 8 (Delapan) Gampong Kuala Langsa.

Untuk lokasi pembangunan Jembatan di Km 5 (Lima) menurut beberapa sumber masyarakat yang mengetahui tentang seluk-beluk kisah pelaksanaan pembangunan jalan dan Jembatan yang ada dikedua tempat tersebut yaitu Km 5 dan Km 8.

Menurut cerita turun temurun leluhur mereka, untuk kegiatan pembangunan Jembatan di Km 5 (Lima) konon sewaktu dikerjakan pada kala itu, lokasi bantalan Jembatan sering runtuh (Rusak sendiri tanpa sebab), hingga bikin para pekerjapun sering terpaksa harus bekerja ulang bolak – balik untuk melakukan perbaikan pada reruntuhan yang terjadi pada bantalan Jembatan tersebut.

Namun hal itu, meskipun sempat membuat bingung para pekerja akibat sering runtuhnya bantalan Jembatan tersebut, akhirnya untuk pembangunan pondasi bisa terlaksana setelah dilakukan ritual.

Dalam ritual yang dilakukan ada sebagian masyarakat mengatakan runtuhnya pondasi alas Jembatan berhenti setelah diberikan sesembahan  kepala Kerbau.

Sementara ada juga masyarakat yang mengatakan hanya melakukan Peusijuek seraya meminta ijin kepada penghuni yang ada dialiran sungai air asin tersebut, hal ini boleh percaya dan boleh juga tidak yang namun Mitos yang berkembang seperti itu.

Tidak hanya cukup disitu, ada kabar lain yang beredar dimana sebelum Jembatan penghubung Km 5 (Lima), tersebut selesai dibangun, satu unit Lokomotif milik KAI rute Pulo Rawa juga ikut mengalami musibah, Lokomotif kosong yang menurut keterangan masyarakat lokal tanpa menarik gerbong tersebut – jatuh kesungai dan hilang hingga kini raib tidak diketahui keberadaannya.

Sementara itu untuk diketahui, sebelumnya akses penghubung menuju Pelabuhan Kuala Langsa yang dulunya disebut “Pulo Rawa”, akses yang tersedia hanya jalur Rel Kereta Api (Belum ada sarana jalan aspal seperti sekarang) yang bergerak dari Blok PJKA dikota Langsa untuk selanjutnya transit dilokasi Masjid Raya.

Setelah itu kembali transit digampong Sungai Pauh Pusaka dan selanjutnya berangkat menuju Pulo Rawa (Kuala Langsa sekarang) sementara untuk jadwal keberangkatan satu kali dalam sehari – Kecuali pada hari Ahad sebanyak dua kali keberangkatan.

Lalu bagaimana kaitannya kisahnya dengan peristiwa terjungkalnya Crane yang terjadi beberapa hari lalu tersebut, tentunya hal ini juga tidak terlepas dari bagaimana seseorang itu memiliki sifat ‘iktikad baik menghargai lokasi tempat ia bekerja baru yang berlatar belakang Mitos² sesuai muatan kearifan lokal setempat, menghormati serta hal² lain agar tidak menganggap remeh – temeh dengan lokasi baru pekerjaannya, terlebih lagi abai dengan ketentuan² memfasilitasi para pekerjanya dengan APD atau sebutan lain K3 [](B.01ganesha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *