Dinastinews.com Aceh | Pidie Jaya —- Center Peduli Rakyat (CPR) Pidie Jaya, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Lembaga dan Perbankan Syariah sebagai Azaz Ekonomi Aceh, di Kabi Kupi, Rabu (23/11/2022).
Adapun pemateri dalam diskusi tersebut yakni Kepala Perwakilan Bank Syariah Indonesia (BSI) Meureudu, Husaini. – Ketua Kadin Pidie Jaya – Agusrianto Nurdin. Dan Akademisi STISS Ummul Ayman Dr. Tgk. Mahdir. MA.
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) didaerah ujung barat Sumatra itu belum terwujud seperti harapan masyarakat.
Hingga saat ini pelayanan bank syariah di Aceh masih cukup jauh dari harapan, terutama bagi kalangan dunia usaha.
Hal tersebut disampaikan Agusrianto Nurdin, Ketua Kadin Pidie Jaya, di hadapan para peserta FGD.
“Siapapun yang akan berurusan di Aceh, baik untuk bisnis maupun berkunjung untuk tujuan wisata, ada variable baru yang harus diperhitungkan, yaitu masalah transaksi keuangan,” tambah Nahrawi.
Agus berharap, Qanun LKS yang punya tujuan baik dan mulia serta sesuai dengan nilai-nilai ke Acehan dapat menyelesaikan proses transisi ini.
Blak-blakan perwakilan BSI Meureudu, mengungkapkan kelemahan yang dimiliki perbankan syariah dibandingkan konvensional. Menurutnya, kelemahan itu ada dipemanfaatan teknologi digital yang belum secanggih perbankan konvensional.
“Untuk menjawab tantangan, bahwa memang salah satu kekurangan atau kelemahan Syariah itu dari sisi teknologi digital,” ucapnya dalam diskusi.
Kendati demikian, seluruh lembaga perbankan syariah, termasuk BSI (Bank Syariah Indonesia) dipastikan telah menyadari akan kelemahan tersebut. Yakni dengan terus berbenah untuk melengkapi ekosistem digital untuk mendukung peningkatan operasional bisnis.
“Alhamdulillah sebenarnya BSI sudah mempunyai BSI Mobile, cukup bagus, dari sisi ekosistem transaksi keuangan perbankannya bagus bisa untuk Payment – Transfer, – Booking, dan seterusnya,” bebernya.
BSI juga terus berinovasi dengan merambah bisnis baru yang sebelumnya tidak dilakukan oleh perbankan syariah masa lalu. Yakni menghadirkan pembiayaan korporasi dalam beberapa waktu mendatang.
Muhammad Kasem Ketua CPR, mengatakan, adapun tujuan diskusi ini digelar adalah untuk mengetahui informasi terkait dinamika tata kelola Bank Syariah dan Konvensional di Aceh. Kemudian untuk mengetahui informasi terkait aspek perbedaan Bank Syariah dan Konvensional.
“Lalu ingin mengetahui informasi terkait solusi bagi masyarakat yang masih harus menggunakan Bank Konvensional,” katanya []
Roni Ganesha