Dinastinews.com, Rantepao – SMKS Kristen Harapan Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan menjadi salah satu sekolah penerima bantuan berbasis Revolusi Industri 4.0 di tahun 2022.
Berbagai program dilakukan untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. salah satunya Workshop penguatan karakter berbasis mindset change dan penyusunan teaching factory (TEFA) yang digelar di aula SMKS Kristen Harapan Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan (21/9).
Revolusi Industri 4.0 sendiri merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber physical system”. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi.
Kepala SMKS Kristen Harapan Rantepao, Agustinus Palimbong, S.Pd, M.Pd menjelaskan bahwa tujuan dari bantuan Revolusi Industri 4.0 ini ada 3 (tiga) kegiatan yaitu penguatan pembelajaran, pengadaan peralatan serta pembangunan ruang praktek siswa.
“Tujuan bantuan ini ada 3 (tiga) kegiatan, pertama penguatan pembelajaran, kedua pengadaan peralatan yang ketiga pembangunan fisik yaitu pembangunan ruang praktek siswa, langkah awal di lakukan setelah menerima bantuan yaitu menjalankan 3 (tiga) kegiatan tersebut, dan kami mulai dari In House Training (IHT) dan kegiatan penguatan pembelajaran, salah satunya diadakannya Workshop yg sedang berjalan hari ini”. Jelasnya
Lanjut Agustinus, selain itu tujuan dari bantuan Revolusi Industri 4.0 juga bagaimana pembelajaran di sekolah dilakukan berbasis industri dan berbasis digital.
“Saya punya misi, sekolah ini betul-betul berbasis industri, seakan-akan peserta didik bekerja di dunia industri, begitupun dengan guru di tuntut juga melakukan pembelajaran berbasis industri sehingga nantinya peserta didik yang lulus dari sekolah ini tidak lagi asing dengan dunia industri”.ucapnya.
Ada 7 (tujuh) kompetensi keahlian di SMKS Kristen Harapan Rantepao, yakni Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Tek ik Alat Berat, Teknik Pengelasan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik , Teknik Komputer dan Jaringan serta Desain Pemodelan dan Informasi Bangun (Teknik Gambar Bangunan) dengan jumlah peserta didik 1.122 orang.
Agustinus juga mengutarakan harapannya bahwa program Rovolusi Industri 4.0 bukan hanya sekedar label terhadap sekolah tapi harus dilaksanakan dan harus berdampak ke peserta didik.
“Harapan saya adalah bagaimana program ini bukan hanya sekedar label terhadap sekolah, bahwa sekolah SMKS Kristen Harapan Rantepao ini telah berbasis Revolusi Industri 4.0, tapi harus dilaksanakan dan harus berdampak ke peserta didik yang mana dampaknya nanti adalah kompentensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan industri di zaman sekarang, karena banyak data yang menyatakan bahwa lulusan SMK sekarang adalah penyumbang pengangguran tertinggi di Indonesia, dikarenakan kompetensi siswa didik SMK tidak sesuai dengan kebutuhan industri”.Tegasnya
Akan ada tantangan besar kedepannya yang akan di hadapi oleh SMKS Kristen Harapan Rantepao dikarenakan tidak berada di lokasi pusat industri yang notabenenya berada di perkotaan.
“Kendala memang tetap akan ada apalagi sekolah kami jauh dari pusat industri, tapi kami akan terus berupaya bagaimana mengajak industri masuk ke sekolah ini agar pembelajarannya berbudaya industri, berbasis industri, dan saya yakin ketika pembelajaran berjalan dengan berbasis industri kemampuan atau kompentensi peserta didik pasti sesuai dengan kebutuhan industri”.terang Agustinus