Belakangan ini, keinginan untuk menjalani slow living semakin sering muncul di obrolan anak muda maupun pekerja urban. Hidup di kota besar terasa serba cepat, penuh target, dan tidak pernah benar benar berhenti. Banyak orang mulai bertanya, apakah ritme seperti ini perlu dijalani terus menerus.
Slow living menawarkan jawaban yang lebih tenang. Bukan soal berhenti bekerja atau menolak ambisi, tapi tentang memilih hidup dengan tempo yang lebih sadar.
Salah satu wujud slow living yang paling sering dibayangkan adalah pindah ke desa. Lingkungan yang lebih hijau, udara lebih bersih, dan interaksi sosial yang terasa hangat menjadi daya tarik utama.
Mengapa Desa Terasa Menarik untuk Slow Living
Tinggal di desa sering dikaitkan dengan kesederhanaan. Aktivitas sehari hari tidak terburu buru. Kamu bisa memulai pagi tanpa macet, tanpa notifikasi yang terus berbunyi, dan tanpa tekanan jam kerja yang kaku.
Biaya hidup juga menjadi alasan penting. Harga kebutuhan pokok, sewa rumah, hingga transportasi umumnya lebih rendah dibanding kota besar. Kondisi ini membuat banyak orang merasa hidup di desa lebih masuk akal secara finansial. Dengan pengeluaran yang lebih terkendali, kamu punya ruang untuk menikmati hidup tanpa rasa cemas berlebihan.
Bagi sebagian orang, desa juga memberi kesempatan untuk kembali mengenal diri sendiri. Rutinitas yang lebih pelan membuka ruang refleksi dan membuat hidup terasa lebih utuh.
Slow Living Bukan Berarti Lepas dari Perencanaan Keuangan
Meski terdengar sederhana, slow living tetap membutuhkan perencanaan. Tinggal di desa bukan berarti bebas dari kebutuhan finansial. Ada biaya rutin yang harus dipenuhi, mulai dari makanan, kesehatan, hingga kebutuhan darurat.
Banyak orang keliru menganggap hidup pelan otomatis lebih murah dan aman. Padahal, tanpa perencanaan yang matang, kondisi keuangan bisa justru tidak stabil. Pemasukan mungkin tidak sebesar saat tinggal di kota, sementara pengeluaran tetap perlu dijaga agar seimbang.
Di sinilah pentingnya memahami arus kas pribadi. Kamu perlu tahu berapa biaya hidup bulanan dan bagaimana menyiapkan dana cadangan. Slow living yang ideal adalah hidup dengan tenang tanpa harus mengorbankan rasa aman secara finansial.
Mengatur Keuangan agar Slow Living Tetap Nyaman
Langkah awalnya adalah membuat gambaran realistis tentang kebutuhan hidup di desa. Catat pengeluaran utama seperti makan, listrik, internet, transportasi, dan kesehatan. Dari sini, kamu bisa menentukan berapa dana yang perlu disiapkan setiap bulan.
Banyak orang yang memilih slow living juga mulai mengurangi gaya konsumsi impulsif. Belanja bukan lagi soal tren, tapi fungsi. Pola ini membantu keuangan menjadi lebih stabil dan terarah.
Selain itu, memiliki dana yang terus berkembang secara bertahap memberi rasa aman tambahan. Kamu tidak perlu aktif memantau setiap hari, tapi tahu bahwa uang bekerja di balik layar.
Reksa Dana sebagai Pendamping Slow Living
Reksa dana sering dianggap cocok untuk gaya hidup slow living karena sifatnya yang relatif praktis. Kamu tidak harus memantau pasar setiap waktu. Pengelolaan dilakukan oleh manajer investasi, sementara kamu fokus menjalani hidup dengan ritme yang kamu pilih.
Bagi kamu yang ingin tinggal di desa, reksa dana bisa menjadi alat untuk menjaga kesinambungan keuangan. Pendekatan ini sejalan dengan semangat slow living. Keuangan tetap berjalan, tapi tidak menyita energi dan perhatian berlebihan.
Menyelaraskan Tujuan Hidup dan Instrumen Keuangan
Slow living di desa diiringi dengan tujuan hidup yang lebih sederhana. Hidup cukup, sehat, dan punya waktu untuk hal hal bermakna. Instrumen keuangan pun idealnya mengikuti arah yang sama.
Reksa dana memberi fleksibilitas. Kamu bisa mulai dengan nominal kecil dan menambah secara berkala. Pola investasi rutin ini membantu membangun disiplin tanpa tekanan. Banyak orang merasa metode ini lebih nyaman dibanding harus menunggu punya dana besar di awal.
Jika kamu mencari rekomendasi reksadana online untuk pemula, kamu dapat mencoba berinvestasi reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce yang telah menyediakan berbagai pilihan produk sesuai profil risiko.
Selain itu, reksa dana di neobank cukup mudah, cepat, dan cocok untuk pemula. Salah satu tips reksadana online untuk anak muda adalah mulai dari nominal kecil.
Kamu bisa mulai buka reksa dana pemula ini dengan praktis. Buka investasi reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce. Dapatkan beberapa keuntungan di antaranya:
– Investasi mulai dengan nominal kecil mulai dari Rp10.000
– Pilihan produk sesuai profil risiko
– Aman karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman
– Tersedia fitur investasi reksa dana rutin secara otomatis
Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan mulai berinvestasi reksa dana sekarang.
Kunjungi link reksa dana untuk info lengkap serta syarat dan ketentuan terbaru mengenai reksa dana.
Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Artikel ini juga tayang di VRITIMES


