Dnews|Batam Sorotan terhadap aktivitas reklamasi di kawasan Bengkong kembali menyeret nama pengusaha Tek Po alias Abi, pemilik kawasan Golden Prawn dan Golden City. Minggu, 02 November 2025.
Namun di tengah derasnya tudingan, figur lama dunia usaha Batam ini menegaskan bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaannya berlandaskan aturan dan pengawasan pemerintah.
“Semua kegiatan kami dilakukan di bawah koordinasi dengan pihak berwenang. Tidak ada yang kami sembunyikan. Kami tidak pernah melanggar hukum,” tegas Tek Po dalam keterangannya kepada wartawan di Batam.
Pengakuan Resmi Pemerintah
Nama Tek Po bukan pemain baru di Batam. Ia dikenal sebagai pengusaha yang membangun kawasan wisata Golden Prawn sejak puluhan tahun lalu-sebuah destinasi yang kini menjadi ikon kuliner dan pariwisata.
Bahkan, BP Batam pernah memberikan penghargaan investasi kepada dirinya atas kontribusinya dalam pengembangan kawasan wisata lokal.
“Kalau bicara legalitas, tentu semua proses kami tempuh sesuai jalur. Penghargaan dari BP Batam itu bukti ada pengakuan formal terhadap investasi yang kami bangun,” ujarnya.
Soal Izin Reklamasi
Terkait isu reklamasi, Tek Po tidak menampik bahwa sebagian area kawasan dilakukan penataan dan pengurugan. Namun ia menegaskan, hal itu berada di lahan yang sudah memiliki dasar hak.
“Kalau ada yang bilang tanpa izin, silakan tunjukkan dokumennya. Kami siap buka data,” katanya menantang.
Sumber di internal BP Batam menyebut, aktivitas pengembangan kawasan itu pernah dikaji secara administratif, namun memang masih ada bagian yang perlu penyesuaian dokumen seperti PKKPRL atau AMDAL.
“Itu proses administratif, bukan pelanggaran hukum,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Kontribusi dan Citra
Selama dua dekade lebih, Golden Prawn menjadi sumber penghidupan bagi ratusan warga Bengkong dan sekitarnya. Dari restoran, penginapan, hingga jasa wisata laut- semuanya memutar ekonomi lokal.
“Kalau kawasan ini mati, banyak orang kehilangan pekerjaan. Kami ingin tumbuh tanpa merusak lingkungan,” kata Tek Po.
Aktivitas sosial dan dukungan pada event pariwisata juga membuat nama Tek Po dikenal sebagai tokoh pelaku usaha yang konsisten membangun Batam dari sisi wisata dan UMKM.
Ajakan untuk Objektif
Menanggapi pemberitaan miring yang beredar, Tek Po hanya berharap agar media tetap berimbang.
“Silakan kritik, tapi dasarkan pada data. Kami terbuka. Jangan sampai pembangunan yang sah dan memberi manfaat justru digiring seolah ke arah kriminal,” tegasnya.
Batam butuh keseimbangan – antara investasi, hukum, dan lingkungan.
Dan di tengah dinamika itu, nama Tek Po alias Abi tetap berdiri di garis depan, bukan sekadar bertahan, tapi berusaha menunjukkan bahwa pengusaha lokal pun bisa taat hukum dan berkontribusi untuk negeri.














