Jakarta, 15 Mei 2025 – Kenaikan harga Bitcoin yang terus melesat, bahkan sempat menembus angka all time high (ATH) $105.000 USD, menjadi pemicu pergerakan pasar yang lebih luas ke aset-aset kripto alternatif atau altcoin.
Diketahui, sepanjang kuartal pertama tahun 2025 pasar aset kripto bergerak hati-hati, bahkan sempat mengalami koreksi tajam ke angka $74.000 USD. Karena itu, tidak sedikit investor memilih menunggu sambil mengamati arah ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta kebijakan ekonomi negara-negara besar.
Benar saja, tidak lama setelah Amerika Serikat dan Cina mengumumkan kesepakatan pengurangan tarif 90 hari, pasar aset digital termasuk aset kripto kembali menghijau. Kondisi psikologis pasar aset kripto yang menyambut positif kebijakan tersebut, secara signifikan mendongkrak harga Bitcoin.
Di saat bersamaan, lonjakan harga aset Bitcoin ini, memberi sinyal baru di pasar aset kripto, yakni pergerakan aset-aset kripto alternatif atau altcoin. Fenomena ini bukan hal baru di dunia aset kripto, gemerlap capaian harga Bitcoin biasa disusul dengan siklus yang dikenal sebagai alt season.
Ini adalah masa di mana aset-aset kripto selain Bitcoin mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, bahkan dalam beberapa hal melampaui performa Bitcoin itu sendiri. Indikasi alt season semakin kuat ketika dominasi stablecoin seperti USDT mulai menurun, menandakan pergerakan investor yang mulai beralih ke aset-aset yang lebih berisiko.
Kapitalisasi pasar Ethereum, Solana, dan aset-aset kripto lain juga naik drastis. Bagi sebagian trader global, ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni momentum tepat untuk masuk sebelum puncak euforia tercapai.
CEO Bittime, Ryan Lymn, menjelaskan sebagai salah satu platform pertukaran aset kripto resmi dan teregulasi di Indonesia, pihaknya melihat alt season sebagai salah momentum untuk dapat lebih jauh mengenalkan potensi pertumbuhan aset-aset kripto kepada masyarakat secara masif.
“Kami senantiasa mengkurasi aset-aset dengan selektif dan tentunya berdasarkan daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan. Ini ditujukan agar aset-aset yang kami berikan, tidak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, tapi juga keberlanjutan dan manfaatnya terhadap sektor ekonomi Indonesia,” ungkap Ryan.
Bertepatan dengan fenomena alt season, selain memastikan keberlanjutan dan potensi aset-aset dalam platform, sangat penting untuk terus menekankan edukasi terkait investasi, manajemen risiko, keamanan data, dan strategi yang sesuai bagi masing-masing investor.
Lebih lanjut, strategi seperti Dollar Cost Averaging (DCA) dan pemanfaatan fitur staking dapat menjadi pendekatan awal yang lebih aman. Dengan memanfaatkan strategi DCA dan fitur staking yang tersedia di Bittime, para investor khususnya investor pemula dapat lebih terbantu untuk mengelola volatilitas harga aset, dan mengoptimalkan potensi hasil jangka panjang.
Dengan dukungan infrastruktur teknologi, peningkatan literasi digital, dan regulasi yang semakin adaptif, Bittime percaya bahwa masa depan aset kripto di Indonesia akan semakin inklusif dan berkelanjutan.
Di tengah gejolak ekonomi global, aset kripto hadir sebagai alternatif diversifikasi aset investasi. Seperti bentuk investasi lain, memilih aset kripto yang akan diinvestasikan, sebaiknya berdasarkan literasi dan pemahaman yang memadai, bukan euforia pasar.
Perlu dipahami bahwa investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Hal itu termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES