RajaBackLink.com

Ribuan Petani Aceh Utara : Menanti Kebijakan Dan Solusi Pemerintah Aceh Utara – Dan Nasib Baik Turun Dari Langit

Ribuan Petani Aceh Utara : Menanti Kebijakan Dan Solusi Pemerintah Aceh Utara – Dan Nasib Baik Turun Dari Langit

 

 

 

Dinastinews com Aceh | Opini: Oleh T.Muhammad Raja (Pengurus PWRI Aceh Utara Peduli Pertanian).  Lima belas ribu hektar sawah dalam 9 sembilan Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dilanda kekeringan pajang, yang menyebabkan Puluhan Ribu Petani padi dikabupaten Aceh Utara tidak bisa melakukan musim tanam – Sudah berjalan hampir tiga tahun lamanya – Akibat lambanya proses pembangunan dua tempat penampungan air (Waduk) Krueng Keureutoe dikecamatan Paya Bakong dan (Waduk) Krueng Pasee dikecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara yang sampai saat ini belum kunjung selesai dibangun.

Lambatnya pembangunan Dua Waduk itu, Sehingga berakibat sangat fatal bagi para Petani dikabupaten tersebut.  Bagaimana tidak: 15 Ribu Haktare Areal persawahan miliki petani dikebupaten itu, yang terbagi dalam Sembilan Kecamatan, terpaksa ditelantarkan begitu saja, ditumbuhi rumput dan menjadi Padang ilalang.

Adapun 9 Kecamatan yang Areal persawahannya milik petani, yang sampai sekarang tidak bisa melakukan musim tanam dikabupaten Aceh Utara antara lain: Kecamatan Syamtalira Bayu – Syamtalira Aron – Samudera – Meurah Mulia – Tanah Luas – Nibong – Tanah Pasir – dan kecamatan Matangkuli. Dengan luas lahan persawahan mencapai 15 Ribu Hektar.

Meskipun Data kemiskinan dikabupaten Aceh Utara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tahun 2022 ada penurunan, dari (17,43%) pada tahun 2021- menjadi (16, 89%) ditahun 2022. Namun tidak tutup kemungkinan ditahun 2023 ini, dan tahun 2024 nanti data miskinanan di Aceh Utara akan naik bertambah, jika pemerintah Daerah menutup mata melihat kadaan ini, dan tidak mencari solusi untuk menangani persoalan marap-maripnya para petani padi di Aceh Utara, yang tidak bisa melakukan musim tanam.

Setidaknya, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara melakukan sesuatu untuk menanggulangi dampak dari tidak bisa para petani melakukan musim tanam, yang berkepanjangan, Akibat lambatnya pembangunan Dua Waduk andalan petani Aceh Utara.

Seharusnya, Pemda Kabupaten Aceh Utara, melalui Dinas terkait melakukan pendataan bagi para petani yang terkena dampak itu, dan memberikan bantuan lain untuk mereka petani dimaksud. Seperti melakukan sosialisasi untuk sementara waktu: Memanfaatkan lahan persawahan yang tidak bisa dilakukan penanaman padi, untuk beralih kepenanaman komoditi lain: Pepaya – Cabai – Tomat – Timun – Bawang – Kacang Panjang – Kacang hijo dan Jagung dilahan persawahan yang kering itu, dengan pedampigan PPL pihak Dinas Penyuluhan dan Pertanian Pertanian serta Dinas terkait dan bantu bibit atau benih kacang dan jagung lewat Kelompok Tani digampong² dalam sembilan kecamatan yang dilanda kekeringan di kawasan Aceh Utara tersebut.

Tetapi, Sejauh ini pihak pemerintah Aceh Utara sendiri, yang terlihat belum ada tanda², melakukan upaya pemberdayaan atau program prioritas untuk memikirkan nasib ribuan petani yang pengangguran, dari Profesi sebagai petani padi, sehingga para petani itu, saat ini hanya bisa berharap dan berharap, Pada kebijakan dan langkah serta solusi yang akan diambil oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara yang kurang solusi kurang peduli.

Apakah dengan situasi seperti itu, dipihak Pemerintah akan mencari solusi atau Hanya duduk manis menonton, Kondisi ekonomi masyarakat petani padi di sembilan kecamatan di kabupaten Aceh Utara, yang Morat marid – sedang porak poranda akibat pembangunan Dua Waduk yang terkesan lambat dikerjakan.

Jika Diperkirakan apabila pihak Pemerintah tidak mencari solusi, dan tidak adanya aliran air kepersawahan milik petani, terus berlanjut bisa berakibat dan mengalami penurunan drastis kehancuran ekonomi masyarakat didepan mata yang berefek pada daya beli masyarakat dipasar dalam Kabupaten Aceh Utara.

Masyarakat sangat berharap supaya pemerintah ada ketegasan untuk memikirkan hal itu, secara serius, mendesak Pemerintah Pusat, untuk mempercepat Pembangunan Dua Bendungan Krueng Pase dan Krueng Keureutoe tersebut segera selesai, agar mengaliri air kesawah. Warna petani dalam sembilan kecamatan, yang terlihat selama ini pengerjaan proyek tersebut terkesan jalan ditempat dan membuat para Petani Padi menimbulkan keresahan ekonominya.

Sejumlah tokoh masyarakat, dalam sembilan Kecamatan Kabupaten Aceh Utara itu sering menyampaikan keluhannya, pada pihak Pemerintah, semestinya harus ada upaya dari Pemerintah untuk mengantisipasi supaya tidak menimbulkan hal² yang membuat kegaduhan dikemudian hari.

Selain itu, masyarakat petani padi juga sangat berharap Pj Bupati Aceh Utara, Untuk mengantisipasi keresahan petani di 9 Kecamatan, seharusnya itu adalah Tugas utama Pj Bupati Aceh Utara dalam mengambil langkah mencari solusi, Karena gagal tanam itu sudah berjalan hampir tiga tahun terakhir, bagaimana upaya kita untuk menyelamatkan nasib petani yang sawahnya mengering itu”.

“Sekian dan Terimakasih, Tulisan saya ini tidak lain, Hannya sebagai saran untuk pembangunan Aceh Utara dalam rangka program memulihkan ekonomi masyarakat Pasca Pademik Covid¹⁹ Melanda Indonesia” []

Mrpadanganesha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *