RajaBackLink.com

Kalah Pada Putusan Sengketa Lahan Demo di Tana Toraja Berujung Ricuh

Kalah Pada Putusan Sengketa Lahan Demo di Tana Toraja Berujung Ricuh

 

Dinastinews.com, Makale – Ribuan demonstran yang tergabung dalam gerakan Sangtorayan mengawal putusan sengketa lahan Lapangan Gembira, Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan di depan gedung Pengadilan Negeri Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Rabu  (14/9), berujung ricuh. Kericuhan dipicu karena putusan sengketa lahan yang dimenangkan oleh ahli waris Almarhum Haji Ali.

Peserta demonstran yang berasal dari elemen mahasiswa, pelajar, guru dan sejumlah organisasi masyarakat sipil lainnya terlibat aksi saling melempar botol hingga batu. Para petugas keamanan pun membalas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata dan semprotan air (water canon).

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang melakukan pelemparan ke arah petugas. Para demonstran pun berhamburan saat aparat keamanan menembakkan gas air mata di depan gedung PN Makale.

Namun, massa tak bergeming hingga menyebabkan terulangnya insiden aksi saling lempar dan penembakan gas air mata hingga menyebabkan sejumlah demonstran mengalami luka-luka.

Aksi saling melempar batu yang terjadi juga menyebabkan kaca-kaca gedung pengadilan pecah. Tak hanya itu, tembakan gas air mata dari aparat keamanan pun terus di tembakan ke arah massa.

 

Tampak kepulan asap gas air mata menutupi ruas jalan di depan gedung pengadilan. Tak sampai di situ, tampak sebagian demonstran berlarian menghindar dan berlindung di halaman rumah masyarakat dan perkantoran yang berada di dekat gedung. Sementara itu sebagian demonstran bertahan di ruas jalan untuk melanjutkan aksinya.

Menurut salah satu demonstran, kejadian tersebut menimbulkan puluhan demonstran mengalami perih di mata dan sesak nafas akibat tembakan gas dari aparat keamanan. Satu orang pelajar yang menjadi korban akibat kericuhan ini dibawa kerumah sakit terdekat karena kurangnya fasilitas medis di lokasi kericuhan.

Sebelumnya, ribuan orang yang tergabung dalam gerakan Sangtorayan bergerak dari depan Kantor Bupati Tana Toraja hingga depan gedung Pengadilan Negeri Makale. Mereka berkumpul mengawal sidang putusan pengadilan kasus sengketa lahan Lapangan Gembira, yang sempat tertunda Senin (12/8) lalu dan di jadwalkan kembali hari ini Rabu (14/9).

“Kami di sini hari ini yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, guru dan sejumlah organisasi masyarakat sipil, berkumpul sebagai respons kami untuk mengawal sidang putusan pengadilan kasus sengketa lahan lapangan gembira, serta menuntut keadilan ditanah kami sendiri. Selain itu Hukum jangan diperkosa dan jangan diciderai oleh mafia tanah dan mafia peradilan, kembalikan tanah kami, tanah leluhur kami, kami tidak rela sejengkalpun tanah kami dirampok oleh mafia tanah dan mafia peradilan,” kata ketua gerakan Sangtorayan, Nathan Limbong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *