Beritapantau.online | Jakarta- Pemerintah Indonesia terus berkomitmen terhadap percepatan perbaikan gizi, khususnya dengan ditetapkannya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Kerja kolaboratif lintas sektoral adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam agenda pembangunan. Komitmen utuh pemerintah dalam memperbaiki gizi yaitu melalui penguatan dan perbaikan dari segala bidang terkait permasalahan gizi. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya penguatan, mulai dari penguatan kerangka regulasi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi.
Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RSTDD) dan Timredaksi.com mendukung langkah pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul sebagai upaya menyambut Indonesia Emas Tahun 2045, khususnya dalam kemajuan gizi anak bangsa, dengan menggelar meeting zoom bertema “Kemajuan Gizi Anak Bangsa: Indonesia Emas 2045”.
Kementrian Kesehatan RI melalui Koordinator Pengelolaan Konsumsi Gizi Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes menyampaikan bahwa semakin banyak orang membicarakan masalah Gizi maka stunting akan menurun.
Mahmud Fauzi mengatakan peningkatkan sumber daya manusia diperlukan intervensi gizi guna mendukung kesehatan gizi mulai ibu hamil sampai lansia.
“Jadi memang upaya fokus kita pada saat ini menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi. Upaya kita bagaimana agar gizi seimbang artinya mengkonsumsi gizi yang seimbang dari sejak hamil sampai lansia,” kata Mahmud Fauzi pada pemaparan zoom meeting Hari Gizi Nasional 2022, Selasa (25/1/2022).
Dalam kesempatan ini, Mahmud Fauzi juga menyampaikan pentingnya penuhan gizi dalam kehidupan serta situasi gizi balita, pola konsumsi dalam perbaikan penyerapan gizi di Indonesia.
“Dalam kehidupan kita, dari balita sampai lansia itu penting untuk pemenuhan gizi. Jadi kalau penuhan gizi dari sejak hamil sampai lansia maka kualitas kehidupan kita akan lebih baik dibanding saat ini,” ujarnya.
Pemerintah, Kata Mahmud fokus pada seribu hari pertama kehidupan hal itu dikarnakan penting dalam menentukan kwalitas kehidupan manusia.
“Pertama 270 hari pada saat kehamilan. Jadi penentuan Manusi itu sebelum lahir itu sangat ditentukan pada saat tumbuh kembangnya janin dalam rahim seorang ibu. Kemudia dilanjutkan dengan 739 hari lahir sampai dengan umur dua tahun. Maka disebut dengan Golden Preode bisa disebut seribu hari, dimana peride tumbuh kembang emas pada seorang anak,” tuturnya.
Lebih lanjut Mahmud menuturkan bila makanan dan gizi terjaga maka perkembangan cukup lebih baik. Tak cukup dari situ kata Mahmud pola makan dari balita hingga remaja juga harus terus dijaga dengan baik.
“Saat ini pemerintah berpikir pada ibu hamil dan balita. Kami juga berfokus pada pengembangan pengawasan remaja putri karna mereka akan jadi calon ibu. Untuk itu, penanganan masalah gizi tidak ditentukan dalam sektor kesehatannya saja tapi multi sektor yang ikut berkontribusi,” tukasnya
Sementara itu, dr. Emilda Sp.A menyampaikan kemajuan anak bangsa Indonesia pada tahun 2045. Menurutnya, ditahun 2045 penduduk Indonesia 70 % masuk pada masa produktif usia 15 sampai 64 tahun.
“Jadi anak yang lahir di tahun 2024 akan masuk dalam kelompok produktif. Kenapa harus jauh-jauh hari sudah dipersiapkan supaya ditahun 2045 mendapatkan generasi yang berkualitas,” ujar Emilda yang merupakan dokter spesialis anak RSTDD.
Menurutnya, pemenuhan gizi harus dipersiapkan sejak dini mulai dari dalam kandungan ibunya.
“Generasi tersebut memiliki kecerdasan yang produktif inovatif dan damai dalam berinteraksi sosial, serta berkarakter kuat dalam kesehatannya,” pungkasnya.
Acara webinar kesehatan Hari Gizi Nasional 2022 ini juga didukung oleh Kimia Farma, Produk Madu Az-zikra yang sudah tersertifikat Badan BPOM RI sehingga aman dikonsumsi Serta Madu Nutritenz solusi praktis dan aman menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi juga sudah tersertifikat Badan BPOM RI.**polman*